Nasigorengseratus

Labels

Selasa, 27 Januari 2015

ARTIKEL Ala Kang Aaf. ISNPIRASi (LINTASAN SYAITHON DAN HAWA Virus Kronis Yang Mematikan Hati)


LINTASAN SYAITHON DAN HAWA
Virus Kronis Yang Mematikan Hati

من علامات موت القلب : عدم الحزن على ما فاتك من الموافقات وترك الندم على ما فعلته من وجود الزلات
من علامات موت القلب عدم الحزن على ما فاتك من الموافقات وترك الندم على ما فعلته من وجود الزلات

“Diantara tanda-tanda matinya hatinya adalah jika anda tidak merasa susah ketika kehilangan keselarasan taat kepada Allah, dan tidak menyesali perbuatan dosa anda”
Faktor kronis dari matinya hati, merupakan lintasannya syaiton dan hawa nafsu yang terus merayu untuk menarik kita berada dalam kesesatan, serta menenggelamkan agar kita tidak bisa kembali kepada permukaan kesadaran, syaiton yang begitu halus terus mengikuti dan menekan manusia sepanjang peredaran darah manusia yang masih mengalir, sedangkan hawa nafsu hanya bersemayam didalam hati, selintas saja nafsu kurang nampak begitu berbahaya, namun esensinya nafsu justru lebih ditakuti dari pada syaiton, karena nafsu yang melekat permanen dalam diri manusia membuat menjadi manusia lebih sulit menghindarinya, konflik yang dibuat oleh nafsu terletak dihati kita yang mampu merobohkan para ahli ibadah.  
Antara syaiton dan hawa nafsu  sangat sulit dibedakan, seperti apakah godaan syaiton dan seperti apakah godaan hawa nafsu dan seperti apa pula solusinya untuk melepas dan menyelamatkan diri dari keduanya. Meskipun sangat sulit untuk dibedakan Namun keduanya memiliki lintasan-lintasan tersendiri, sebagai ril untuk menggoda manusia. 
Seseorang bertanya, kepada Guru Mulia Habib Umar bin Hafidz mengenai lintasan hati yang jahat dan buruk yang datang kepada
seseorang, dan cara agar seseorang dapat membedakan antara was-was yang datang dari setan, dan rayuan yang datang dari hawa nafsu sekaligus cara mengatasi untuk mengusir keduanya. Habib Umar bin Hafidz menjawab : Lintasan (Khatir) hati yang datang kedalam hati manusia ada empat macam :

1. KHATIR RABBANI ILAHI.
Ialah lintasan ilahi yang datang dengan begitu kuat kedalam hati seseorang, yang tidak dapat ditolak olehnya sama sekali.

2. KHATIR MALAKI.
Ialah lintasan yang datang disertai oleh rasa tuma'ninah, dan ketentraman serta menjadi lebih kuat dengan dzikrullah, ia mengajak kepada kebaikan dan melarang dari kejahatan serta membuka pintu-pintu ma'rifat dan juga memberikan pemahaman terhadap wahyu Allah dan ayat-ayat-Nya.

3. KHATIR SYAITHANI.
Lintasan ini selalu berubah-ubah, ia menyuruh terhadap banyak kejahatan, dan tidak bermaksud untuk menyuruh kejahatan tertentu, tapi maksudnya agar seseorang terjerumus ke dalam kejahatan apapun. Tandanya, Khatir (lintasan) tersebut menjadi lemah tatkala kita berdzikir kepada Allah, dan wajib bagi orang yang diserang Khatir ini untuk berlindung dengan berdzikir kepada Allah, serta membenci lintasan hati seperti ini dan menolaknya. Khatir semacam ini akan meleleh dengan dzikrullah.

4. KHATIR NAFSANI.
Lintasan ini berhubungan dengan tujuan-tujuan nafsu dan syahwat. Tandanya yaitu, orang tersebut akan selalu terus menerus menggapai tujuan tertentu yang berlawanan dengan syariat. Khatir ini tidak akan melemah kecuali dengan mengingat mati. Wajib bagi seseorang yang diserang oleh lintasan hati ini untuk menolaknya dengan mengingat tempat kembalinya, yakni kembali kepada Allah, mengingat kematian dan kepulangannya kepada Allah, serta menyibukkan dirinya dengan dzikrullah dan merenungi hari Akhirat. Hal ini dapat membimbing seseorang untuk menuju jalan yang baik dan menjauhkannya dari kejahatan lintasan hati seperti ini. Semoga Allah senantiasa menjaga hati-hati kita dari lintasan hati yang dapat menjerumuskan kepada jurang kebinasaan, dan menyinari dengan cahaya-Nya yang dapat membangkitkan semangat dalam ketaatan dan berbuat kebajikan.
Betapa ketatnya syaiton dan hawa nafsu menghimpit kita, sehari-hari kita terjepit oleh keduanya dan seakan-akan kita sangat sulit untuk selamat daeri keduanya. Semuanya harus kembalikan kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak Dzikrulloh dan memohon perlindungan ekstra kepada-Nya, dengan meningkatkan amaliyah kebajikan kita. AMIN

Seseorang yang menjaga pandangannya, menjaga pendengarannya, menjaga lisannya dari hal yang buruk. Maka hal yang demikian itu adalah sebuah proses seseorang dalam berusaha untuk menjaga hatinya…(Habib Umar bin Hafidz)
Penulis Amatir Tinta Emas Madura

0 Celoteh Mereka:

Posting Komentar

 

CERPEN ISLAMI

UNTUK UMUM

KARYA PRIBADI @af

SILAHKAN KUNJUNGI: http//:cepatkreatif.blogspot.com

LP3S

Lembaga Penerbitan Pp. Syaichona MOh. Cholil.