Sebagian ulama mereka mengkritik
pengklasifikasian bid’ah dalam bid’ah terpuji dan
tercela. Mereka menolak dengan keras
orang yang berpendapat demikian. Malah
sebagian ada yang menuduhnya fasik
dan sesat disebabkan berlawanan dengan sabda
Nabi yang jelas : Setiap bid’ah
itu sesat. Teks hadits ini jelas menunjukkan keumuman
dan menggambar–kan bid’ah sebagai
sesat.
Karena itu Anda akan melihat ia
berkata : Setelah sabda penetap syari’ah dan pemilik
risalah bahwa setiap bid’ah itu
sesat, apakah sah ungkapan : akan datang seorang
mujtahid atau faqih, apapun
kedudukannya, lalu ia berkata, “Tidak, tidak, tidak setiap
bid’ah itu sesat. Tetapi sebagian
bid’ah itu sesat, sebagian baik dan sebagian lagi buruk.
Berangkat dari pandangan ini banyak
masyarakat terpedaya. Mereka ikut berteriak dan
ingkar serta memperbanyak jumlah
orang-orang yang tidak memahami tujuan-tujuan
syari’ah dan tidak merasakan spirit
agama Islam.
Perantara ini ialah ungkapan yang
dilontarkan dengan jelas : Sesungguhnya bid’ah
terbagi menjadi dua ; (1) bid’ah diiniyyah
(keagamaan) dan (2) bid’ah duniawiyyah
(keduniaan). Subhanallah,
mereka yang suka bermain-main ini membolehkan
menciptakan klasifikasi tersebut
atau minimal telah membuat nama tersebut. Jika kita
setuju bahwa pengertian ini telah
ada sejak era kenabian namun pembagian ini, diiniyyah
dan duniawiyyah, sama sekali
tidak ada dalam era pembuatan undang-undang kenabian.
Lalu dari mana pembagian ini? dan
dari mana nama-nama baru ini datang ?
0 Celoteh Mereka:
Posting Komentar