Amalan Bulan Muharram
Hari-hari
ini kita akan memasuki bulan suci Muharram di tahun
baru 1432
Hijriyah. Seakan tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat; pergantian hari,
pekan, bulan, dan tahun berlalu silih berganti seiring dengan bergantinya siang
dan malam.
Sebagai
seorang hamba Allah tentu saja kita dituntut untuk memanfaatkan umur kita dalam rangka beribadah kepada-Nya
di segala bulan yang ada, akan tetapi syariat Islam juga mengajarkan kepada
kita bahwa ada
beberapa bulan yang memiliki keutamaan, karakteristik dan ibadah tertentu yang
dianjurkan padanya.
Bagaimana
dengan bulan Muharram, apa saja keutamaannya dan ibadah apa yang dianjurkan
padanya? Semoga tulisan yang ringkas dan sederhana ini bisa memberikan
pencerahan bagi anda, wahai para pecinta sunnah Rasulullah shallallohu ‘alaihi
wasallam.
Amalan Yang Dianjurkan di Bulan Muharram
Sebagaimana telah disebutkan di atas dari perkataan
Qatadah rahimahulloh bahwa amalan sholeh dilipatgandakan pahalanya di
bulan-bulan haram, dengan demikian secara umum segala jenis kebaikan dianjurkan
untuk diperbanyak dan ditingkatkan kualitasnya di bulan Muharram. Adapun ibadah
yang dianjurkan secara khusus pada bulan ini adalah memperbanyak puasa sunnah
sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah radhiyallohu ‘anhu, beliau berkata Rasulullah shallallohu alaihi
wasallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah
(yaitu) Muharram dan shalat yang paling utama setelah puasa wajib adalah sholat
lail” [ HR. Muslim(11630) ]
Kemudian anjuran berpuasa di bulan Muharram ini lebih
dikhususkan dan ditekankan hukumnya pada hari yang dikenal dengan istilah Yaumul
'Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan ini. ‘Asyuro berasal dari kata
‘Asyarah yang berarti sepuluh. Pada hari ‘Asyuro ini, Rasulullah shallahu
alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk
ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala yaitu ibadah puasa, yang kita kenal
dengan puasa Asyuro. Sebelum kita berpuasa asyura kita juga di anjurkan
berpuasa di hari sebelumnya yaitu puasa tasu’a dengan dasar hadis sebagai
berikut:
وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: ((لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari Ibnu Abbas
-radhiyallahu ‘anhuma- beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada
(hari) kesembilan” (HR. Muslim)
Alasan
nabi berpuasa sebelum hari asyura untuk menyalahi kebiasaan kaum yahudi selalu
berpuasa pada tanggal 10 muharram tersebut. Tentang menyalahi kebiasaan orang
yahudi ini maka boleh juga kita berpuasa sesudahnya karena berdalil pada hadits
yang diriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam,
صوموا يوم عاشوراء و خالفوا فيه اليهود صوموا
قبله يوما أو بعده يوما .
“Puasalah kalian hari
‘Asyura dan selisihilah orang-orang Yahudi padanya (maka) puasalah sehari
sebelumnya atau sehari setelahnya”.
Sebenarnya
Ini adalah pendapat yang lemah, karena bersandar dengan hadits yang lemah
tersebut yang pada sanadnya terdapat Ibnu Abi Laila dan ia adalah jelek
hafalannya.” (Bahjatun Nadhirin Syarah Riyadhus Shalihin II/385. cet. IV. Th.
1423 H Dar Ibnu Jauzi).
Dibulan muharram ini
mengandung beberapa sejarah-sejarah besar seperti selamatnya musa dari
kejarannya fira’un, dan juga selamatnya nabi Ibrahim As dari jilatan api yang
berkobar besar yang di prakarsai oleh raja dzalim namrud laknat alaih.
Maka
memang sepantasnya kita bersyukur atas beberapa kejadian tersebut sebagai rasa
syukur kepada Allah SWT. Semoga kita mendapatkan barokah pada bulan muharram
ini karena sebab kemulyaan Allah yang menjadikan Muharram adalah bulan yang
mulia. Amin.
By: Kang Aaf/Red
0 Celoteh Mereka:
Posting Komentar