Ide Kecilku
Daun gugur
tinggallah satu, gerimis membisik terus kedalam telingaku, aku hawatir jemuran yang sudah tiga hari
tidak akan kering lagi dan aku juga tidak bisa
melipatnya dalam keadaan basah, plack…..!!! aku kaget ketika salah satu sandalku putus dan aku
harus mencangkingnya hingga ke rumah,
sebab memang aku tak punya sedikit uang
untuk kutabung dan sehingga aku tak punya uang lagi untuk membeli salah satu
sandalku, kali ini aku hanya punya uang untuk membeli sepasang sandal bukan
separuh sandal, lalu apakah aku harus terus mengamen agar aku bisa membeli dan
mengganti sebelah sandalku yang putus, waduccch….. apakah aku harus mebuka
tabungan ku dibank meski hanya dua ratus jutaan
apakah cukup untuk membeli separuh sandal lagi.
Pagi-pagi sekali aku kembali menggoyangkan
sebuah kayu dengan rakitan yang di
penuhi dengan tutup bir, ku paksa juga
suara serakku untuk melentang ke seantero pendengar setia didalam bus kota yang
ku naiki waktu itu.
Lelah seharian keliling demi sepeser uang
yang jumlahnya untuk saat ini
lumayan keperluan sehari-hari, kutatapi sepasang sandalku di depan rumah
hampir saja aku menangis tapi gagal
sebab air mataku tak mau keluar, kali ini mungkin cukup untuk membeli satu
sandal saja, tapi setelah seharian berjalan
bebas diduia lepas maka tetap
saja aku harus membeli sepasang sandal, bukannya aku tidak mau tapi bila
aku harus membeli sepasang sandal akan aku
kemanakan salah satu sandal yang telah putus tadi.
Tak habis pikir aku akan terus
semangat mencari pundi-pundi yang sebentar lagi akan penuh dengan uang recehan,
ingin ku jalani ketika aku hampir stress seperti ini, ku coba rileks seperti
angin yang berhembus dalam semalam , benar-benar perjalanan yang melelahkan “ besit
bathin kecil “ aku sempat berpikir panjang
tentang sandalku yang putus tadi, aku telah berusaha berkeliling toko dan pasar
untuk membeli separuhnya lagi dari sandal ku yang putus, namun
ternyata seluruh pasar dan toko tidak
ada yang menjualnya, sebab yang ada hanyalah sepasang sandal saja, aku bingung bagaimana nasib sandalku
yang tinggal separuh bila aku tidak
sanggup untuk menemukan ganti dari separuh sandalku yang putus tadi.
Parjalananku terhenti oleh akalku sendiri, setelah sekian
kali aku merantau demi mencari toko yang menjual separuh sandal, akhirnya
aku putuskan untuk membeli korek api, dan mungkin seluruh pembaca
akan bertanya-tanya, untuk apa membeli korek api….?, aku terus diam karena aku masih fokus
menyambung sandalku yang putus dengan korek api ini. Dan aku akhirnya bisa tersenyum karena kisah cinta
sandalku berakhir dengan bersatunya kedua sandalku dan menjadi sepasang sandal
yang dapat di pakai kembali.
By:
Kang Aaf
Tinta
Emas
Sastrawan
Muda Asal Madura
0 Celoteh Mereka:
Posting Komentar