Lidah Ibadah LIDAH BEDEBAH
Lidah
adalah indera perasa untuk mengecap rasa, yang dengannya seseorang memiliki
kemampuan untuk membedakan aneka ragam rasa, rasa pahit dan manis, asin dan getir dan lain
sebagainya. Ia merupakan bagian anggota tubuh yang sangat lembut dan selalu
basah dan lembab. Kondisi yang lembab dan basah ini memang sangat dibutuhkan
oleh lidah, sebab ia tidak akan mampu
menjalankan fungsinya dengan baik jika tidak berada dalam suasana yang
lembab dan basah (kering), oleh karena itulah Allah meletakkan lidah dibagian
dalam yang mendapatkan perlindungan dari mulut dan gigi dari ancaman luar dan
selalu basah dengan air liur.
Lidah
bagi manusia tidak semata-mata sebagai alat (indera) perasa yang dengannya
seseorang dapat membedakan aneka ragam rasa, akan tetapi lebih dari itu, lidah
juga berfungsi sebagai alat kumunikasi (berbicara) dengan baik, dengan
kemampuan untuk berbicara inilah manusia dapat menjalin interaksi (hubungan)
dengan orang lain tanpa mengalami hambatan. Karena itulah dalam konsepsi islam
lidah merupakan bagian yang paling penting setelah hati. Ia adalah penyambung
dan juru bicara apa yang terdapat dalam hati seseorang.
Lidah
juga dapat menjadi sumber segala kebaikan (kemaslahatan) bagi hidup manusia,
yakni lidah yang dipergunakan untuk berkata (bercakap) yang baik, lidah yang
difungsikan untuk saling memberikan nasehat, saling ingat mengingatkan pada
jalan ketaatan. Sebaliknya lidah juga dapat menjadi sumber malapetaka dan
kebinasaan bagi hidup dan kehidupan umat manusia, jika lidah itu dipergunakan
untuk mengatakan perkataan yang keji, menebarkan gossip dan fitnah, mengunjing
dan lain sebagainya.
Rasulullah
s.a.w telah mengingatkan kepada umatnya agar berhati-hati dalam memfungsikan
lidahnya, serta hendaknya seseorang menjaga agar lidah dan apa yang keluar
darinya, tidak membawa dan menimbulkan pertikaiyan dan menyulutkan permusuhan,
sehinga berakibat munculnya bencana dan
petaka bagi hidup dan kehidupan manusia. Baginda s.a.w bersabda dalam hal ini: “Sesiapa yang beriman
kepada Allah dan Hari Akhirat, maka hendaklah dia bercakap hanya perkara yang
baik atau diam”[1]
Dalam
riwayat lain, Rasulullah s.a.w juga bersabda: “Barang siapa yang banyak bicara,
niscaya banyak kesalahanya, barang siapa banyak kesalhanya niscaya banyak dosanya,
dan barang siapa banyak dosanya, maka nerakalah yang lebih utama baginya”
Dan Islampun beranggapan bahwa sifat orang islam yang
paling baik adalah orang yang mampu mememberikan perasaan nyaman dan
keselamatan bagi orang lain dari keserakahan tangan dan tajamnya perkataan.
Bukhari Muslim meriwayatakan hadist yang berasal daripada Abdullah bin Amru bin
al-As r.a katanya: “Pernah pada suatu ketika seseorang bertanya kepada
Rasulullah s.a.w: “Apakah sifat orang Islam yang paling baik?” Rasulullah s.a.w
bersabda:“Seseorang yang menyelamatkan orang-orang Islam dengan lidah dan
tangannya”.
0 Celoteh Mereka:
Posting Komentar