LEBARAN DI PONDOK SIAPA TAKUT
‘’Allohuakbar Allohuakbar Allohuakbar lailahaillallohu
Allohuakbar Allohuakbar Walillahilham‘’, seperti itulah gema takbir yang
terdengar disemenanjung alam semesta di beberapa hari yang lalu, Mercon, Kembang
api Dll, juga mengantusiasi hadirnya
bulan sejarah tepat pada tanggal 10 Dzulhijjah itu, Takbir keliling dan tabuh beduk tentunya takkan pernah lepas
dalam tradisi penyambutan hari raya atau
disebut juga hari qurban, bila kita
termenung sejenak untuk mendetektiv ternyata dipesantren jauh lebih menarik dan tak kalah seru dengan yang di luar sana,
Meski tak terlalu menggema tapi kiranya cukup saja terdengar di seantero pondok
tercinta kita saja, Mulai dari daerah A tepat pada pukul 19:30 s/d ke daerah D pukul 09:30. Semua
santri bersorak-sorak penuh tawa dan air
mata, Mungkin masih tersimpan rindu kepada keluarga, Semakin seru semakin pula
mereka dalam kelarutan, Apalagi H-1 dan H-2nya mereka mampu memerangi nafsu
dengan berpuasa Tarwiyyah dan Arafah, Cara mereka berbuka juga unik-unik ada
yang berpesta antara kamar-kamar, Ada juga pengurus dengan pengurus “pokoe
serru coy…” , ketika matahari telah tertawa maka hari yang di tunggu
tunggu datang juga, seuasai solat Id berjemaah yang di pimpin langsung oleh RKH
karror aschol, para santri berantakan bersilaturrohmi dari pondok satu ke
pondok yang lain tak lupa pula seusai acabis kekeluarga besar pondok pesantren
syaichona moh cholil, baru acabis ke hadrotus syaih Kh. Zubair Muntashor pp nurul cholil dan dilanjuti ke kiai-kiai
yang lain di sekitar bangkalan ini bahkan kepang sekalipun.
“Huuuuuuuuuh “ tarikan nafas yang begitu panjang
seusai merantaui barokah bangkalan tibalah saatnya kiriman, sungguh ta’ terbendung
air mata dari sebagian santri ketika menanyakan kabar keluarga dirumah, air mata
keluarga juga tak kalah seru menghawatirkan kabar putra-putrinya yang mereka
tinggalkan dikandang ilmu “aduuuh… sedihnya” nasi dan kerupuk tertata
rapi dihadapan masing-masing, ta’ usah disegan-segankan untuk melahapnya cukup
ahli bagi santri untuk menganalisir sakit perut sebab kekenyangan atau muntah muntah sebab kebanyakan ikan ayam , “
hi…hi hi…”
Meski tidak menarik seperti tahun-tahun
sebelumnya, tapi cukup seru khususnya bagi santri baru untuk mencoba bagaimana
rasanya lebaran bersama teman-teman di ppsmch. uniknya lagi ditahun
sebelumnya yaitu tak sedikit juga,
santri yang mengantri kupon undian ”ups…… tapi ingat lho bukan kupon
berhadiah melainkan kupon qurban he…he…he…”, malah ada yang pulang dari
tempat pengantrian kupon qurban setelah adzan maghrib, ya begitulah perjuangan
santri demi mendapatkan sepotong daging, maklumlah semua santri pasti memegang
prinsip ” MAN JADDA WA JADA”.
Sifat santri yang positif dan Dinamis ternyata
membawa keiklasan dan ketabahan meski seharusnya kita tersenyum bersama orang
tua di saat lebaran seperti ini, Semoga saja kebaikan yang kita lakukan juga
diberkahi oleh para guru-guru kita Syaichona Cholil Khususnya Amin Amin Ya
Rabbil Alamin.
By: Kang Aaf
0 Celoteh Mereka:
Posting Komentar